Di tengah ancaman virus dan bakteri yang terus bermutasi, sistem kekebalan tubuh menjadi garda terdepan perlindungan kesehatan. Teh hijau hadir sebagai pendukung alami yang efektif berkat kombinasi polifenol, flavonoid, dan vitamin C. Penelitian di Nutrients Journal (2022) menunjukkan bahwa EGCG dalam teh hijau dapat meningkatkan aktivitas sel dendritik—komandan utama sistem imun—sehingga respons tubuh terhadap patogen menjadi lebih cepat dan tepat.

Lebih lanjut, teh hijau memiliki sifat antivirus yang terbukti. Studi in vitro dari Universitas Georgia membuktikan bahwa EGCG mampu menonaktifkan virus SARS-CoV-2 dalam 10 detik saat berkumur dengan larutan teh hijau. Meski belum ada uji klinis skala besar, temuan ini memperkuat peran teh hijau sebagai pencegah infeksi saluran napas, terutama di musim hujan atau saat daya tahan tubuh menurun.

Bagi pekerja kantor yang sering kelelahan, teh hijau juga membantu mengurangi stres oksidatif akibat polusi udara perkotaan. Antioksidan di dalamnya menetralkan radikal bebas yang melemahkan sel imun. Sebuah uji coba di Taiwan pada 120 pekerja shift malam menunjukkan bahwa kelompok yang minum teh hijau selama 8 minggu mengalami peningkatan kadar imunoglobulin A (IgA) di saliva—penanda kekebalan mukosa—sebesar 28%.

Cara mengintegrasikan teh hijau ke rutinitas imun:

  • Minum 1 cangkir hangat saat bangun tidur untuk aktivasi metabolisme dan imun.
  • Tambahkan irisan jahe segar atau perasan lemon untuk efek anti-inflamasi ganda.
  • Konsumsi cold brew teh hijau di siang hari untuk hidrasi dan perlindungan virus.
  • Batasi kafein dengan memilih teh hijau dekafeinasi jika sensitif.

Dengan konsistensi, teh hijau bukan sekadar minuman—ia menjadi perisai tak kasat mata yang menjaga tubuh tetap prima menghadapi tantangan lingkungan.